Keterangan Gambar : Pengawas Pendidikan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali Ni Kadek Astuti memberikan Materi Pembelajaran Bermutu untuk Semua Kurikulum Deep Learning dengan tiga pilar utama yakni Mindful Learning , Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Selasa (11/02)

 

Jembrana,– Pengawas Pendidikan Dikpora Provinsi Bali, Ni Kadek Astuti melaksanaan pembinaan pembelajaran bermutu yang telah diterapkan dengan Kurikulum Merdeka akan segera diganti dengan Kurikulum Deep Learning, seiring dengan usulan dari Menteri Pendidikan yang baru. Selasa (11/2)

Kurikulum Deep Learning dirancang untuk memperdalam pemahaman siswa dengan pendekatan yang lebih holistik, dengan tujuan agar proses belajar tidak hanya sekadar memperoleh pengetahuan, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi para peserta didik.

“Kurikulum Deep Learning ini akan menggantikan Kurikulum Merdeka yang sebelumnya diterapkan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih mendalam dan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujar Ni Kadek Astuti dalam acara pembinaan pengawas pendidikan di SLB Negeri 1 Jembrana.

Di bawah Kurikulum Deep Learning, ada tiga pilar utama yang menjadi landasan dalam proses pembelajaran, yakni Mindful Learning (Pembelajaran yang penuh perhatian), Meaningful Learning (Pembelajaran yang bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran yang menyenangkan).

Menekankan pentingnya perlindungan bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. “Keselamatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan harus menjadi perhatian utama di setiap satuan pendidikan. Kami mengimbau agar setiap sekolah memiliki prosedur yang jelas dan tindakan preventif untuk menjaga keselamatan dalam segala aspek, baik itu di lingkungan sekolah maupun dalam kegiatan pembelajaran,” tambah Ni Kadek Astuti.

Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Jembrana, Komang Sri Mariati, menambahkan bahwa kurikulum ini sangat sesuai dengan kebutuhan para siswa di SLB. “Kami di SLB Negeri 1 Jembrana sangat mendukung penerapan Kurikulum Deep Learning ini, karena tidak hanya meningkatkan literasi dan numerasi siswa, tetapi juga mengutamakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing murid,” ujar Komang Sri Mariati.

Dalam mewujudkan lingkungan yang sehat, pihak sekolah tidak hanya fokus pada kebersihan dan fasilitas fisik, tetapi juga pada kesejahteraan mental peserta didik dan tenaga pendidik. “Kami di SLB Negeri 1 Jembrana sangat memperhatikan kesehatan fisik dan mental. Kami memiliki berbagai program yang mendukung kesehatan, seperti kegiatan olahraga, meditasi, dan konseling psikologis. Selain itu, kami juga mengadakan pelatihan untuk pendidik dalam mengelola stres dan menjaga keseimbangan mental,” ungkap Komang Sri Mariati.

Untuk mendukung upaya tersebut, pihak sekolah menyediakan fasilitas yang mendukung kesehatan fisik seperti ruang olahraga, kegiatan ekstrakurikuler yang mengutamakan kebugaran, serta fasilitas kesehatan yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah. Di samping itu, program kesehatan mental juga diberikan perhatian khusus dengan adanya konseling psikologis bagi peserta didik yang membutuhkan dukungan emosional serta program mindfulness untuk membantu mereka mengelola stres dan kecemasan.

Pendidikan yang efektif, menurut Komang, “Dapat tercapai apabila para pendidik mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif dan bermakna. Selain itu, integrasi antara aspek literasi dan numerasi yang relevan dengan kebutuhan belajar setiap murid juga menjadi fokus utama dalam penerapan kurikulum ini. Dan didukung memperhatikan kesehatan fisik dan mental. Kami memiliki berbagai program yang mendukung kesehatan, seperti kegiatan olahraga, meditasi, dan konseling psikologis”. Tambahnya.

Kurikulum Deep Learning diharapkan dapat membawa dampak positif yang signifikan dalam dunia pendidikan di Bali, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh, menyenangkan, dan membekas bagi para siswa. (Suya.red)